Kurang Piknik atau Kurang Syukur
Pernah gak sih kalian berfikir kalo kalian tuh kurang piknik, cuma gara-gara liat postingan teman kalian di media sosial yang asik jalan-jalan dengan caption yang menggoda untuk di-like. Atau melihat update-tan Selebgram sedang berwisata ria dengan foto berlatarbelakang negeri sakura kemudian seminggu berselang sudah berganti foto dan kali ini berada di pulau dewata yang lagi-lagi dengan caption yang menggoda, bahkan lebih menggoda untuk di-like oleh jutaan followernya.
Pada awalnya saya tidak pernah tertarik untuk iri bisa jalan-jalan ria kemudian memasang aktivitas jalan ria saya di medsos dan berharap dapat banyak like dari pengikut-pengikut saya di Instagram yang semua adalah teman saya sendiri. Sampai pada saat nya saya ketrigger dari banyak postingan teman yang nampaknya bahagia sekali di depan kamera dengan backgrund-backgorund yang indah, walaupun banyak dari postingan mereka pemandangan indahnya cuma nampak kebagian kecil dari full layar kamera. Selebihnya jelas senyuman kebahagiaan dari si empunya akun lah yang nampak.
Saya berfikir, jangan-jangan selama ini saya kurang piknik seperti yang lain. Sehingga pekerjaan kurang produksi karena pikiran kurang tenang, atau tidak berkembang yang disebabkan pikiran tertekan karena tidak pernah refreshing. Sebenarnya saya pernah ikut mencoba berjalan ria bersama teman-teman semasa kuliah di Semarang. Saat itu adalah perjalanan pertama saya dengan jarah tempuh 117 km Semarang-Wonosobo dengan mengendarahi sepedah motor. Tujuan dari perjalanan saat itu adalah bukit sikunir di Wonosobo untuk melihat sunrise.
Perjalanan cukup menyenangkan dan juga yang pasti sangat melelahkan. Paling tidak saya sudah pernah merasakan yang nama nya jalan-jalan ria dan bisa memosting foto dengan latarbelakang bukit-bukit indah yang ditutupi awan pagi, juga pamer kalo saya bisa berjalan-jalan piknik yang katanya bisa menghilangkan penak. Tapi setelah itu sepertinya biasa-biasa saja, yang katanya saat sedang gundah gulana dengan berpiknik ria akan menghilangkan rasa penak dan kembali fresh. Yaa mungkin bagi saya piknik bukan jalan yang empuk untuk bisa refresh dari pikiran yang mampet.
Setiap individu memiliki cara nya sendiri untuk bisa menyegarkan pikiran nya masing-masing. Sebagian orang mungkin iyaa, piknik adalah jalan untuk bisa me-refresh pikiran untuk bisa bahagia lagi. Sedang saya sepertinya belum cocok untuk sekedar piknik agar otak yang kaku bisa tidak ngegundel lagi. Berarti kurang piknik bukan alasan saya untuk tidak bahagia.
Atau jangan-jangan pikiran ngegundel dan kaku saya karena kurang Syukur. Kalian pasti tau dong dalam Al-Qur'an ada ayat :
Pada awalnya saya tidak pernah tertarik untuk iri bisa jalan-jalan ria kemudian memasang aktivitas jalan ria saya di medsos dan berharap dapat banyak like dari pengikut-pengikut saya di Instagram yang semua adalah teman saya sendiri. Sampai pada saat nya saya ketrigger dari banyak postingan teman yang nampaknya bahagia sekali di depan kamera dengan backgrund-backgorund yang indah, walaupun banyak dari postingan mereka pemandangan indahnya cuma nampak kebagian kecil dari full layar kamera. Selebihnya jelas senyuman kebahagiaan dari si empunya akun lah yang nampak.
Saya berfikir, jangan-jangan selama ini saya kurang piknik seperti yang lain. Sehingga pekerjaan kurang produksi karena pikiran kurang tenang, atau tidak berkembang yang disebabkan pikiran tertekan karena tidak pernah refreshing. Sebenarnya saya pernah ikut mencoba berjalan ria bersama teman-teman semasa kuliah di Semarang. Saat itu adalah perjalanan pertama saya dengan jarah tempuh 117 km Semarang-Wonosobo dengan mengendarahi sepedah motor. Tujuan dari perjalanan saat itu adalah bukit sikunir di Wonosobo untuk melihat sunrise.
Perjalanan cukup menyenangkan dan juga yang pasti sangat melelahkan. Paling tidak saya sudah pernah merasakan yang nama nya jalan-jalan ria dan bisa memosting foto dengan latarbelakang bukit-bukit indah yang ditutupi awan pagi, juga pamer kalo saya bisa berjalan-jalan piknik yang katanya bisa menghilangkan penak. Tapi setelah itu sepertinya biasa-biasa saja, yang katanya saat sedang gundah gulana dengan berpiknik ria akan menghilangkan rasa penak dan kembali fresh. Yaa mungkin bagi saya piknik bukan jalan yang empuk untuk bisa refresh dari pikiran yang mampet.
Setiap individu memiliki cara nya sendiri untuk bisa menyegarkan pikiran nya masing-masing. Sebagian orang mungkin iyaa, piknik adalah jalan untuk bisa me-refresh pikiran untuk bisa bahagia lagi. Sedang saya sepertinya belum cocok untuk sekedar piknik agar otak yang kaku bisa tidak ngegundel lagi. Berarti kurang piknik bukan alasan saya untuk tidak bahagia.
Atau jangan-jangan pikiran ngegundel dan kaku saya karena kurang Syukur. Kalian pasti tau dong dalam Al-Qur'an ada ayat :
Dimana Allah akan menambah nikmat-nikmat Nya jika hamba Nya pintar bersyukur atas apa yang telah diberi, dan Allah tidak akan suka kepada hamba yang mengingkari Nya. (Waallahu a'lam)
Terkadang kita selalu merasa kurang dengan keadaan yang sedang kita alami, hanya karena kita melihat kebahagiaan secara kasat mata dari orang lain. Sehingga menganggu otak untuk berkerja dengan segar. Mungkin Allah tidak menambah nikmat Nya pada kita karena kita masih kurang bersyukur, syukur adalah cara sederhana untuk bahagia. Jangan beranggapan karena jarang piknik lantas tidak bahagia.
Jadi menurut kalian, sebenarnya saya ini kurang piknik atau kurang syukur ?
Post a Comment for "Kurang Piknik atau Kurang Syukur"