The Digital Divide / Kesenjangan Digital
Mengapa digital divide penting ?
Para Ilmuan Sosial mengungkapkan bahwa ketidaksetaraan mengenai akses terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) membatasi kemampuan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam Information Society, dimana dalam banyak aktivitas ekonomi, sosial dan politik TIK berperan banyak didalamnya. Semisal dalam aktivitas ekonomi, seseorang dapat memanfaatkan TIK sebagai media untuk mencari dan melamar pekerjaan. Di bidang sosial atau pendidikan yaitu adanya e-learning, dimana media ini dapat mencakup semua pembelajaran dan pengajaran dengan baik untuk masyarakat luas. Selain bidang ekonomi dan sosial, TIK juga dapat memungkinkan seseorang dapat berpartisipasi atau terlibat langsung dalam proses politik, dengan tujuan memperbaiki lingkungan sosial mereka.
TIK juga menciptakan ruang dimana aktivitas ekonomi terjadi sangat signifikan, pada aktivitas ini konsumen dapat memesan dan membayar layanan atau barang dengan mudah melalui komputer, smartphone atau media lainnya di rumah mereka masing-masing. Dapat di ambil kesimpulan bahwa tanpa akses TIK, kelompok yang kurang beruntung (yang tidak dapat mengakses TIK dengan baik) tidak dapat memiliki kebebasan untuk dapat terlibat banyak aktivitas yang telah disebutkan tadi. Maka dari itu lah di katakan bahwa digital divide (kesenjangan digital) itu penting.
Akankah fenomena digital divide akan hilang ?
Generasi saat ini adalah generasi digital, dimana generasi baru yang terlahir sudah di kelilingi oleh teknologi informasi yang beragam dalam aktivitas sehari-hari nya, baik dibidang ekonomi, sosial dan bahkan politik. Dengan pandangan ini lah dikatakan bahwa generasi digital yakni, kaum muda yang terlahir dengan sudah banyaknya teknologi digital dalam aktivitas keseharian mereka. Maka dengan sendiri nya fenomena digital divide akan sirna seiring berjalan nya waktu (Roger 2003).
Namun pada kenyataan nya dari riset lain menyatakan bahwa generasi digital ini tidak begitu homogen, artinya tiap kaum muda akan sangat bervariasi secara signifikan dalam satu aktivitas dengan aktivitas lainnya yang dilakukan untuk dapat mengakses TIK. Diantara mereka memiliki tingkat kemampuan yang sangat berbeda dalam tingkat kemampuan menggunakan TIK dengan baik dan benar, sehingga kesenjangan antara meraka dengan tingkat kemampuan yang tinggi dan mereka yang memiliki tingkat kemampuan lebih rendah dalam menggunakan TIK akan benar-benar tertutup seingin berjalan nya waktu. Artinya pendapat di atas yang menyatakan bahwa fenomena digital divide akan sirna terbantahkan. Digital divide tidak terfokus hanya pada sarana saja, melainkan banyak aspek yang harus dibenahi oleh para pembuat kebijakan agar kesenjangan digital dapat berkurang. Salah satu motivation access yakni akses motivasi atau keinginan akan pemanfaatan terhadap TIK, yang akan di bahas di bawah ini.
|| Baca Juga : Inisiatif Negara Eropa Mengatasi Digital Divide
Apa itu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Teknologi Informasi dan Komunikasi / TIK (Information Communication and Technology / ICT ) bukan lah objek tetap, melainkan istilah yang lebih umum yang disitu mencakup komputer, internet, middleware, perangkat lunak, penyimpanan dan banyak lagi. Menurut Selwyn 2004, salah satu solusi potensial untuk membahas digital divide tentang TIK berfokus pada konten dan layanan digital dari pada platform teknologi nya. Karena TIK hanya lah alat untuk mencapai tujuan tertentu (yaitu, mengakses konten dan layanan digital).
Aspek yang mempengaruhi seseorang untuk dapat mengakses TIK dengan tujuan kemanfaatannya sebagai berikut (Gambar 1)
Gambar 1 |
Dalam kerangka pada Gambar 1 menyatakan bahwa motivational access di tempatkan didepan material access, yang artinya keinginan atau motivasi lah yang harus di dahulukan untuk mendapatkan pemanfaatan TIK dari pada alat nya atau platform teknologi nya. Kemudian di ikuti oleh skill access atau akses keterampilan lalu usage access atau akses penggunaan. Artinya sebelum seseorang mendapatkan akses ke TIK, mereka harus terlebih dahulu menyadari bahwa untuk mengakses TIK apakah relevan dengan minat atau tujuan utama mereka.
Langka-langkah untuk menilai ketrampilan TIK sangat bervariasi, Van Dijk (2006) membedakan tiga keterampilan dasar TIK :
- Keterampilan Operasional , keterampilan ini mengacu pada kemampuan untuk berkerja dengan menguji kemampuan orang untuk memulai komputer, membuka browser dan hanya mengakses informasi situs web.
- Keterampilan Informasi, keterampilan ini bisa dikatakan lebih baik dari keterampilan operasional. Karena pada tahan ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencari, memilih dan memproses informasi dari sumber tertentu.
- Keterampilan Strategis, keterampilan ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengekspreaikan diri secara kreatif dan tepat untuk menghasilkan konten dan layanan. Keterampilan ini lebih baik karena tidak hanya mencari dan memilih, tapi sudah pada tahan mengelolah dan menghasilkan konten atau layanan.
Dengan kemajuan digital tanpa di imbangi dengan mental serta motivasi akan pemanfaatan TIK maka kesenjangan antara mereka yang memiliki daya kemampuan yang lebih tinggi dengan mereka yang masih rendah akan tetap ada. Artinya kesenjangan digital memiliki konsekuensi yang cukup besar untuk pelaksanaan dan pengolahan layanan digital publik.
sumber : Foundation of Digital Government, chapter Digital Divide.
Post a Comment for "The Digital Divide / Kesenjangan Digital"